PENDAHULUAN
Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara,
Indonesia. Ibukota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam.
Penduduk Deli Serdang terdiri dari Suku Melayu
55%, Suku Jawa 18%, Suku Karo 10%, selebihnya terdiri dari Suku Batak, Minang,
Tionghoa dan lain lain.
Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah
dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.
Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga
merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Dulu
wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan
pemerintahannya berpusat di Kota Medan.
Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini
terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan,
dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan.
Bandar udara baru untuk kota Medan yang direncanakan
akan menggantikan Polonia, Bandara Kuala Namu, sebenarnya terletak di
kabupaten ini.
Kabupaten Deli Serdang memilik sarana dan prasarana
transportasi berupa jalan darat dan kereta api. Disamping itu didukung oleh
sarana dan prasarana utama lainnya seperti listrik, telekomunikasi, air bersih
dan Kawasan Industri Medan (KIM ) Star dan Kawasan Industri Medan ( KIM ) II.
SEJARAH
SINGKAT KABUPATEN DELI SERDANG
Kabupaten Deli Serdang secara geografis terletak diantara 2
0 57'-3 0 16'LU dan 97 0 52'-98 0 45'BT secara administratif terdiri dari
22 Kecamatan, 2 perwakilan Kecamatan dengan 379 Desa dan 15 kelurahan. Luas
wilayah Kabupaten Deli Serdang adalah 2.394,62 Km 2 atau 2.394,462 Ha, dengan
jumlah penduduk 1.463.031jiwa
Sebelum Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia 17
Agustus 1945, Kabupaten
Deli Serdang yang dikenal sekarang ini merupakan dua pemerintahan yang
berbentuk Kerajaan (Kesultanan) yaitu Kesultanan
Deli yang berpusat di Kota
Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan (± 38 km dari Kota
Medan menuju Kota Tebing Tinggi).
Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur
mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar
NST (Negara Sumatra Timur) yang dianggap sebagai
prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk
Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk Permusyawaratan Rakyat
se Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh
Front Nasional.
Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di
Indonesia kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT)
dan Negara Sumatera Timur (NST) tdak bersedia.
Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada
Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat
penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan
Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan
yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang
seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi atas lima Afdeling,
salah satu diantaranya Deli en Serdang,
Afdeling ini dipimpin seorang Asisten Residen beribukota Medan serta terbagi
atas 4 (empat) Onderafdeling yaitu Beneden Deli beribukota Medan, Bovan Deli
beribukota Pancur Batu, Serdang beribukota Lubuk Pakam, Padang Bedagai
beribukota Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh Kontrolir.
Selanjutnya dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera
Timur tanggal 19 April 1946, Keresidenan Sumatera Timur dibagi menjadi 6 (enam).
Kabupaten ini terdiri atas 6 (enam) Kewedanaan yaitu Deli Hulu, Deli Hilir,
Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagei / Kota Tebing Tinggi pada waktu itu
ibukota berkedudukan di Perbaungan. Kemudian dengan Besluit Wali Negara tanggal
21 Desember 1949 wilayah tersebut adalah Deli Serdang dengan ibukota Medan
meliputi Lubuk Pakam, Deli Hilir, Deli Hulu, Serdang, Padang dan Bedagei.
Pada tanggal 14 November 1956. Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah
Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang Pokok-pokok Pemerintahan
Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956. Untuk merealisasikannya
dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan Pertimbangan Daerah
(DPD).
Tahun demi tahun berlalu setelah melalui berbagai usaha
penelitian dan seminar-seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah
Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten
Deli Serdang), akhirnya disepakati dan ditetapkanlah bahwa Hari Jadi Kabupaten
Deli Serdang adalah tanggal 1 Juli 1946.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota
Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi
perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara
tanggal 23 Desember 1986. Demikian pula pergantian pimpinan di daerah inipun
telah terjadi beberapa kali.
Dulu daerah ini mengelilingi tiga “daerah kota madya” yaitu
kota Medan yang menjadi ibukota Provinsi Sumatera Utara, kota Binjai
dan kota Tebing Tinggi disamping berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu Langkat, Karo, dan Simalungun, dengan total luas daerah 6.400 km² terdiri dari 33
Kecamatan dan 902 Kampung.
Daerah ini, sejak terbentuk sebagai kabupaten sampai dengan
tahun tujuh puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayahnya, karena
kota Medan, Tebing Tinggi dan Binjai yang berada di daerah perbatasan pada
beberapa waktu yang lalu meminta/mengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya
berkurang menjadi 4.397,94 km².
Diawal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat
pemerintahannya, karena memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota
Medan adalah “tanah Deli” yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar
tahun 1980-an,
pemerintahan daerah ini pindah keLubuk Pakam,
sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang
30 km dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota
Kabupaten Deli Serdang.
Tahun 2004 Kabupaten ini kembali mengalami
perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya
pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru Serdang Bedagai sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2003,
sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh.
Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya
sekarang menjadi 2.394,62 km² terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan,
yang terhampar mencapai 3,34% dari luas Sumatera Utara.
DATA
LINGKUNGAN KABUPATEN DELI SERDANG
A. TANAH
Geografis
Secara geografis Kabupaten Deli Serdang terletak pada Wilayah Pengembangan Pantai Timur Provinsi Sumatera
Utara. Daerah ini memiliki karakteristik topografi dengan bentangan alam yang
cukup bervariasi,mulai dari daratan pantai dan laut lepas,daratan
rendah,bergelombang,berbukit hingga bergunung terjal. Secara ekonomi Kabupaten
Deli Serdang terletak pada posisi yang sangat strategis karena:
o
Dekat dengan Selat
Malaka
o Mengelilingi Kota
Medan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara dan pintu utama Perdagangan
Internasional.
o
Adanya kerjasama
segitiga pertumbuhan antara Indonesia-Malaysia-Thailand ( IMT-GT )
Topografi
Secara umum topografi
Kabupaten Deli Serdang terbagi menjadi 3 ( tiga ):
Daratan pantai : ± 63.002 Ha ( 26.30 % ) terdiri dari
4 kecamatan ( Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan,dan Pantai Labu ).
Jumlah Desa sebanyak 64 Desa/Kelurahan dengan panjang pantai 65 km.
o Potensi Utama adalah:
Pertanian Pangan,Perkebunan Rakyat,Perkebunan Besar, Perikanan Laut,
Pertambakan, Peternakan Unggas dan Pariwisata.
o Dataran Rendah:
± 68.965 Ha ( 28.80 % ) terdiri dari 11 kecamatan ( Sunggal, Pancur Batu,
Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam,
Beringin, Pagar Merbau,dan Galang ) dengan jumlah desa sebanyak 197
desa/kelurahan.
o Potensi Utama adalah:
Pertanian Pangan,Perkebunan Besar,Perkebunan Rakyat, Peternakan, Industri,
Perdagangan dan Perikanan Darat.
o Dataran
Tinggi/Pegunungan: ± 111.970 Ha ( 44.90% ) terdiri dari 7 kecamatan (
Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah, Bangun
Purba ) dengan jumlah desa sebanyak 133 desa.
o
Potensi Utama adalah:
Pertanian Rakyat, Perkebunan dan Peternakan
Ketinggian Kabupaten / Kota dari Permukaan Laut di Sumatera
Utara.
1 Kota Medan 2,5 – 37,5 m di atas permukaan laut
2 Kota Binjai 28 m di atas permukaan laut
3
Kota Tebing Tinggi 26 – 34 m di
atas permukaan laut
4 Kota Pematang
Siantar 400 m di atas permukaan laut
5 Kota Tanjung
Balai 0 – 3 m di atas permukaan laut
6 Kota Sibolga 0 – 50 m di atas permukaan laut
7 Kota Padang
Sidempuan 260 – 1.100 m di atas
permukaan laut
8 Kabupaten Langkat 0 – 1.200 m di atas permukaan laut
9 Kabupaten Deli
Serdang 0 – 500 m di atas permukaan laut
10 Kabupaten
Karo 140 – 1.400 m di atas permukaan
laut
11 Kabupaten
Dairi 700 – 1.250 m di atas permukaan
laut
12 Kabupaten
Simalungun 0 – 369 m di atas permukaan
laut
13 Kabupaten
Asahan 0 – 1.000 m di atas permukaan
laut
14 Kabupaten Labuhan
Batu 0 – 2.151 m di atas permukaan laut
15 Kabupaten Toba
Samosir 300 – 2.200 m di atas permukaan
laut
16 Kabupaten
Tapanuli Utara 300 – 1.500 m di atas permukaan
laut
17 Kabupaten
Tapanuli Tengah 0 – 1.266 m di atas
permukaan laut
18 Kabupaten
Tapanuli Selatan 0 – 1.915 m di atas
permukaan laut
19 Kabupaten
Mandailing Natal 0 – 500 m di atas
permukaan laut
20 Kabupaten
Nias 0 – 800 m di atas permukaan laut
21 Kabupaten Serdang
Bedagai 0 – 500 m di atas permukaan
laut
22 Kabupaten
Samosir 300 – 2.200 m di atas
permukaan laut
23 Kabupaten Pakpak
Bharat 700 – 1.500 m di atas
permukaan laut
24 Kabupaten
Humbanghasundutan 330 – 2.075 m di atas
permukaan laut
25 Kabupaten Nias
Selatan 0 – 800 m di atas permukaan laut
Dan berikut data dari jumlah gempa bumi yang terjadi di
Propinsi Sumatera Utara dan sekitarnya, tarmasuk Kabupaten Deli Serdang
Bulan/Month
|
2006
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
|
Januari/January
|
217
|
180
|
6
|
7
|
3
|
|
Februari/February
|
280
|
97
|
2
|
7
|
3
|
|
Maret/March
|
195
|
80
|
9
|
9
|
5
|
|
April/April
|
139
|
131
|
21
|
5
|
6
|
|
M e i/M a y
|
263
|
45
|
95
|
2
|
2
|
|
J u n i/J u n e
|
231
|
7
|
67
|
5
|
16
|
|
J u l i/J u l y
|
79
|
32
|
18
|
4
|
25
|
|
Agustus/August
|
136
|
59
|
12
|
8
|
15
|
|
September/September
|
183
|
40
|
23
|
5
|
12
|
|
Oktober/October
|
209
|
5
|
14
|
5
|
7
|
|
November/November
|
121
|
3
|
10
|
7
|
6
|
|
Desember/December
|
136
|
3
|
6
|
8
|
22
|
|
Jumlah/Total
|
2
189
|
682
|
283
|
72
|
122
|
|
Sumber/Source :
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah Balai Besar Wil I
Medan/Meteorological, Climatological, and Geophysical Agency Regional I
Medan
|
B. UDARA
Iklim
Kabupaten Deli Serdang mempunyai 2 ( dua ) musim yaitu: musim hujan dan musim panas ( kering ).
Perkiraan suhu untuk Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat
dari data suhu udara di stasiun Sampali Medan sebagai berikut
Tahun/Bulan
Year/Month
|
Waktu/
Time
|
Maksimum/
Maximum
|
Minimum/
Minimum
|
||||||||||||||
07.00
|
13.00
|
18.00
|
Rata-rataAverage
|
Rata-rata
Average
|
AbsolutAbsolute
|
Rata-rata
Average
|
Absolut
Absolute
|
||||||||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
(9)
|
|||||||||
Januari/January
|
24,4
|
30,3
|
27,8
|
26,8
|
31,1
|
32,0
|
23,8
|
23,0
|
|||||||||
Februari/February
|
25,3
|
31,8
|
29,0
|
27,8
|
32,7
|
33,8
|
24,6
|
23,0
|
|||||||||
Maret/March
|
25,3
|
32,3
|
29,5
|
28,1
|
33,2
|
35,4
|
24,6
|
22,2
|
|||||||||
April/April
|
26,0
|
32,5
|
29,7
|
28,6
|
33,6
|
35,4
|
25,0
|
22,0
|
|||||||||
M e i/M a y
|
29,8
|
33,3
|
29,9
|
29,0
|
34,2
|
35,4
|
25,5
|
24,2
|
|||||||||
J u n i/J u n e
|
25,3
|
31,7
|
28,7
|
27,8
|
32,6
|
34,0
|
24,7
|
22,2
|
|||||||||
J u l i/J u l y
|
24,9
|
31,1
|
28,3
|
27,3
|
32,1
|
33,6
|
24,4
|
23,0
|
|||||||||
Agustus/August
|
24,9
|
31,8
|
28,1
|
27,4
|
32,4
|
35,0
|
24,2
|
22,6
|
|||||||||
September/September
|
25,0
|
30,8
|
28,0
|
27,2
|
31,8
|
33,8
|
24,2
|
22,2
|
|||||||||
Oktober/October
|
25,2
|
31,7
|
28,0
|
27,5
|
32,5
|
34,4
|
24,2
|
22,6
|
|||||||||
November/November
|
24,6
|
30,3
|
27,1
|
26,7
|
31,0
|
33,4
|
23,9
|
22,8
|
|||||||||
Desember/December
|
24,3
|
29,5
|
27,1
|
26,3
|
30,3
|
31,6
|
23,7
|
22,0
|
|||||||||
2010
|
25,4
|
31,4
|
28,4
|
27,5
|
32,3
|
33,9
|
24,4
|
22,6
|
|||||||||
2009
|
24,8
|
30,8
|
27,9
|
27,1
|
31,7
|
33,3
|
24,0
|
22,5
|
|||||||||
2008
|
22,3
|
24,5
|
53,3
|
27,9
|
32,6
|
31,3
|
33,0
|
23,9
|
|||||||||
2007
|
24,7
|
31,2
|
27,9
|
26,9
|
31,5
|
33,5
|
24,0
|
22,2
|
|||||||||
Sumber/Source :
Stasiun Klimatologi Sampali Medan/Sampali Climatology Station, Medan
|
|||||||||||||||||
Data Relatif
Rata-rata Kelembaban Udara, Curah Hujan,Penyinaran Matahari, Kecepatan Angin
dan Penguapan menurut Stasiun
Stasiun/Station
|
Kelembaban Udara/Air
Humidity
(%)
|
Curah Hujan
Rainfall
(mm)
|
Penyinaran Matahari
Sunshine
(%)
|
Kecepatan Angin/ Wind
Velocity
(m/sec)
|
Penguapan/
Evaporation
(mm/hari)
|
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
|
1. Sampali
|
83
|
16
050
|
52
|
1,81
|
3,8
|
|
2. Polonia
|
79
|
1
946
|
46
|
2,80
|
4,6
|
|
3. Belawan
|
81
|
1
681
|
58
|
1,70
|
4,1
|
|
4. Tanjung Morawa
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
5. Kuta Gadung
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
6. Marihat RS
|
85
|
2
663
|
56
|
0,02
|
3,2
|
|
7. Pinang Sori
|
84
|
3
322
|
58
|
3,20
|
4,7
|
|
8. Gurgur Balige
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
9. Gabe Hutaraja
|
85
|
952
|
49
|
0,70
|
2,4
|
|
10. Binaka Gn.Sitoli
|
91
|
2
708
|
49
|
2,90
|
3,4
|
|
11. Sidamanik
|
79
|
1
490
|
61
|
1,18
|
NR
|
|
12. Sitinjo
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
13. Gunung Pamela
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
14. Aek Torop
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
15. Tongkoh
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Sumber/Source
: Stasiun Klimatologi Sampali Medan/Sampali Climatology Station, Medan
Keterangan/Note : -) Data Tidak Tersedia/Data Not
Available
|
||||||
C. AIR
Data Curah Hujan
Data citra satelit daerah
Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 12 Januari 2010. Data ini digunakan
untuk melihat secara spasial pertumbuhan awan di daerah provinsi Sumatera Utara.
PadaGambar atas, daerah yang
ditandai dengan garis lingkaran merah merupakan wilayah Propinsi
Sumatera Utara.
Berikut data curah hujan dari Stasiun Sampali Medan, untuk daerah
Medan dan Sekitarnya
Tahun/Bulan
Year/Month
|
Stasiun/ Station
|
||||
Sampali
|
P o l o n i a
|
||||
Curah HujanRainfall
(mm)
|
Hari HujanRainy Days
(Hari/Days)
|
Curah HujanRainfall
(mm)
|
Hari Hujan
Rainy Days
(Hari/Days)
|
||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
|
Januari/January
|
131
|
13
|
166
|
19
|
|
Februari/February
|
66
|
4
|
30
|
10
|
|
Maret/March
|
27
|
8
|
143
|
16
|
|
April/April
|
47
|
8
|
65
|
8
|
|
M e i/M
a y
|
68
|
8
|
129
|
16
|
|
J u n
i/J u n e
|
197
|
17
|
156
|
18
|
|
J u l
i/J u l y
|
129
|
17
|
220
|
23
|
|
Agustus/August
|
181
|
19
|
382
|
23
|
|
September/September
|
148
|
21
|
89
|
24
|
|
Oktober/October
|
144
|
19
|
161
|
19
|
|
November/November
|
248
|
19
|
246
|
27
|
|
Desember/December
|
219
|
20
|
159
|
24
|
|
2010
|
1
605
|
173
|
1
946
|
227
|
|
2009
|
2
184
|
208
|
2
804
|
240
|
|
2008
|
2
213
|
195
|
2
442
|
233
|
|
2007
|
2
732
|
186
|
2
513
|
224
|
|
Sumber/Source :
Stasiun Klimatologi Sampali Medan/Sampali Climatology Station, Medan
|
Irigasi dan
Pengairan
Situasi sebelum Inisiatif Dua sungai besar di Deli Serdang
yaitu Sungai Ular dan Sungai Kuala Namu mempunyai masalah utama pada tingginya
tingkat sedimentasi yang telah menyebabkan pendangkalan dan penyempitan sungai
serta tertutupnya intake ke saluran irigasi. Tingkat sedimentasi yang selalu
meningkat setiap tahunnya dan kurangnya dana untuk pengelolaan saluran irigasi
telah menyebabkan saluran irigasi ke persawahan penduduk semakin terganggu,
terutama karena tidak tercukupinya kebutuhan air bagi + 5.920 ha areal
persawahan pada musim kemarau. Sering terjadinya banjir di musim hujan yang
disebabkan oleh tidak mampunya sungai untuk menampung air dalam jumlah yang
besar.
Inisiatif Masalah kerawanan banjir dan proses sedimentasi
sungai telah mendorong inisiatif Pemda untuk melakukan pengelolaan saluran
irigasi secara serius bersama masyarakat dan pihak swasta FD-UKM (Forum
Daerah-Usaha Kecil dan Menengah) pada awal tahun 2002. Perlunya dilakukan
terobosan pemecahan masalah dengan strategi pembiayaan yang minimal namun memberikan
efek eksteralitas yang luas. Pemecahan masalah harus dilakukan dengan semangat
penanaman rasa memiliki ( sense of belonging ) dari setiap pelaku, sehingga
dapat membantu proses internalisasi dan sustainabilitas
Strategi yang Dipakai dan Tindakan Karena program
pegelolaan saluran irigasi tidak menggunakan dana dari APBD, maka kerjasama
dengan pihak FD - UKM dilakukan dengan penunjukan secara langsung. Semua biaya
untuk pengerjaan pengerukan sedimen di intake maupun pengerjaan pelurusan
sungai berasal dari pihak FD-UKM, dan pengerjaan pengerukan sedimen di intake
menggunakan tenaga masyarakat. Pada awal pelaksanaan kegiatan pengelolaan
saluran irigasi, Pemda Deli Serdang telah melakukan hal-hal yang penting
seperti survey lapangan melalui: mengajak masyarakat (petani dan pekerja
perkebunan) untuk terlibat dalam pengerukan sedimen di lokasi irigasi primer;
pemetaan jaringan, perencanaan pelurusan sungai dan pengerukan sedimen.
Tindakan yang Diambil Kegiatan pengelolaan saluran irigasi
yang dilakukan: Pelurusan Sungai Kuala Namu sepanjang + 4.870 m, pada tanggal
07 Oktober s.d 28 Februari 2003 yang meliputi kegiatan: Pendalaman: pengerukan
sedimen; dan Pelebaran: pengerukan sedimen di bahu sungai dan penggalian tanah
di bahu sungai. Jumlah total tanah dari hasil pelurusan sungai adalah sebanyak
+ 96.000 m3. Pengerukan sedimen di saluran irigasi primer dan intake yang ada
di dua belas 12 desa di kecamatan Perbaungan sepanjang 2.800 m dengan jumlah
total tanah dari hasil pengerukan sedimen adalah sebanyak + 38.000 m3 .
Hasil yang Dicapai dan Pelajaran yang Diperoleh Pengelolaan
saluran irigasi yang dilakukan melalui kegiatan pengerukan sedimen telah
berhasil memberikan dampak pada pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan
pendapatan masyarakat melalui usaha pembuatan batu bata. Keberhasilan dalam
pengelolaan saluran irigasi juga telah menimbulkan ketertarikan bagi
perusahaan-perusahaan swasta untuk terlibat. UKM: adanya pemasukan pendapatan
dari hasil penjualan sedimen sebagai bahan utama pengurukan (sebesar Rp.
100.000/truk); Masyarakat setempat: adanya pemanfaatan sedimen sebagai bahan
pembuatan batu bata; Pemda: pemasukan pendapatan dari pajak pengambilan bahan
galian golongan C yang dikenakan kepada UKM dalam pengangkutan sedimen;
Pengelola perkebunan dan pengelola irigasi: pemanfaatan sedimen untuk tanah
perkebunan, dan lancarnya pengairan irigasi primer/sekunder untuk mendukung
usaha pertanian dan perkebunan.
D. LAIN-LAIN
Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Deli
Serdang antara lain Sumber Daya kelautan, pertanian, perkebunan, air
permukaan ( sungai ), hutan, pertambangan dan pariwisata.Di Kabupaten Deli
Serdang terdapat 5 ( lima ) sungai besar, yaitu Sungai Belawan, Deli,
Belumai, Percut dan Ular dengan luas DAS 378.841 HA, yang
kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya berada di Kabupaten
Simalungun, dan Karo. Pada umumnya air sungai ini dimanfaatkan
untuk mengairi areal persawahan sebagai upaya peningkatan produksi
pertanian.
Potensi Pertanian
Sektor pertanian yang meliputi sub sektor pertanian tanaman
pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan dan kehewanan, perikanan dan
kelautan serta kehutanan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam
perkonomian daerah Kabupaten Deli Serdang.
Potensi Tanaman Pangan dan Holtikultura
Di sub sektor pertanian tanaman pangan dan holtikutura,
daerah Kabupaten Deli Serdang hingga saat ini merupakan salah satu lumbung
beras dan kontribusi yang tidak sedikit bagi Provinsi Sumatera Utara. Produk
kelompok tanaman bahan makanan misalnya produksi beras pada tahun 2003 sebanyak
472.837 ton sementara kebutuhan beras sebanyak 325.885 ton, sehingga terjadi
surplus sebanyak 146.952 ton.
Berbagai komoditi terkenal dan menjadi unggulan sebagai
penunjang pembangunan pertanian, juga tumbuh dan dikembangkan di daerah ini
seperti pisang barangan di kecamatan Biru-biru, STM Hilir dan Namorambe,
Belimbing, Jambu kelutuk atau jambu biji di Kecamatan Pancur Batu, Durian di
Kecamatan Sibolangit, Biru-biru, Namorambe, STM Hilir, jeruk di Kecamatan
Gunung Meriah.- Peluang Investasi:
o
Pengadaan alat dan
mesin pertanian- Pengadaan Dryer/Pengering hasil panen
o
Penggilingan padi dan
pengepakan- On-Farm ( Teknologi bercocok tanam )- Post Harvesting ( Teknologi
pasca panen )
o
Industri minyak kacang
kedele-Pengembangan/ekstensitikasi tanaman pangan dan holtikultura
o
Pemasaran hasil
tanaman pangan dan holtikultura
Potensi Peternakan
Ada beberapa jenis ternak yang dikembangkan di Kabupaten
Deli Serdang seperti: ternak besar meliputi sapi perah, sapi pedaging dan
kerbau, sedangkan ternak kecil meliputi kambing, biri-biri dan babi. Selain itu
ternak ayam juga di kembangkan seperti ayam ras,ayam buras, ayam petelur dan
bebek.
Ternak besar dapat dikembangkan di Kecamatan Percut Sei Tuan,Batang Kuis, Pantai Labu, Labuhan Deli, Hamparan Perak, Sunggal, Pancur Batu, Kutalimbaru dan Beringin. Babi dapat dikembangkan di Kecamatan STM Hilir dan Sibiru-biru. Sedangkan kambing dapat dikembangkan hampir di semua kecamatan. Peternakan ayam telah berkembang di beberapa kecamatan seperti STM Hilir, Sunggal, Pancur Batu dan lain-lain.
Ternak besar dapat dikembangkan di Kecamatan Percut Sei Tuan,Batang Kuis, Pantai Labu, Labuhan Deli, Hamparan Perak, Sunggal, Pancur Batu, Kutalimbaru dan Beringin. Babi dapat dikembangkan di Kecamatan STM Hilir dan Sibiru-biru. Sedangkan kambing dapat dikembangkan hampir di semua kecamatan. Peternakan ayam telah berkembang di beberapa kecamatan seperti STM Hilir, Sunggal, Pancur Batu dan lain-lain.
Potensi Perkebunan
Di Kabupaten Deli Serdang terdapat Perkebunan Pemerintah
asing seperti PT. LONSUM dan juga perkebunan swasta lokal yaang memproduksi
karet, sawit, minyak kelapa, coklat dan tembakau.Perkebunan swasta asing adalah
7.381 Ha dengan produksi 96.615,8 ton, perkebunan swasta nasional 3.016,8 Ha
dengan produksi 76.876 ton.Sedangkan perkebunan negara ( PTPN/BUMN ) seluas
32.472,3 Ha dengan produksi 312.773,31 ton dan perkebunan rakyat seluas
30.862,91 Ha dengan produksi 171.934,23 ton.
Peluang investasi:
- Pengembangan bibit tanaman perkebunan
- Pengadaan alat dan mesin pengolahan lahan
perkebunan
- Pembangunan pabrik pengolahan minyak sawit
- Pembangunan pabrik pengolahan minyak kelapa
- Pembangunan pabrik pengolahan minyak kelapa
- Pembangunan pabrik pengolahan karet/lateks
Potensi Perikanan & Kelautan
Kabupaten Deli Serdang memiliki potensi perikanan yang
cukup besar mengingat wilayahnya sebagian merupakan kawasan pantai dengan
panjang pantai 65 km yang dapat dikembangkan untuk berbagai komoditi perikanan
laut, pertambakan, budidaya laut dan budidaya air tawar.
Potensi Perindustrian
Sektor industri yang potensial untuk dikembangkan di
Kabupaten Deli Serdang adalah agroindustri, dimana jenis industri yang diolah
yaitu hasil-hasil pertanian menjadi barang jadi seperti tapioka, karet,
minyak sawit, kayu, ubi kayu, kopi, kakao, ikan laut, makanan ternak dan
lain-lain.
Berbagai industri skala sedang , menengah dan kecil yang
berkembang dan menjadi andalan di Kabupaten Deli Serdang antara
lain keramik, gelas, obat nyamuk,dan mie instan di Tanjung Morawa dan beberapa
daerah lainnya,industri batu bata yang tersebar di beberapa kecamatan seperti
Lubuk Pakam, Pagar Merbau, Beringin, Pantai Labu dan Tanjung Morawa. Industri
pembuatan kacamata, jam, mebel kayu dan rotan di Tanjung Morawa dan Deli
Tua, industri kompor, battere, paving blok di Sunggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar