Translate

Minggu, 29 Januari 2012

Lingkungan Deli Serdang



PENDAHULUAN


Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibukota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Penduduk Deli Serdang terdiri dari Suku Melayu 55%, Suku Jawa 18%, Suku Karo 10%, selebihnya terdiri dari Suku Batak, Minang, Tionghoa dan lain lain.
Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi cukup menjanjikan. Dulu wilayah ini disebut Kabupaten Deli dan Serdang, dan pemerintahannya berpusat di Kota Medan. Memang dalam sejarahnya, sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan (kesultanan) yaitu Kesultanan Deli berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan.
Bandar udara baru untuk kota Medan yang direncanakan akan menggantikan Polonia, Bandara Kuala Namu, sebenarnya terletak di kabupaten ini.
Kabupaten Deli Serdang memilik sarana dan prasarana transportasi berupa jalan darat dan kereta api. Disamping itu didukung oleh sarana dan prasarana utama lainnya seperti listrik, telekomunikasi, air bersih dan Kawasan Industri Medan (KIM ) Star dan Kawasan Industri Medan ( KIM ) II.


SEJARAH SINGKAT KABUPATEN DELI SERDANG

Kabupaten Deli Serdang secara geografis terletak diantara 2 0  57'-3 0 16'LU dan 97 0 52'-98 0 45'BT secara administratif terdiri dari 22 Kecamatan, 2 perwakilan Kecamatan dengan 379 Desa dan 15 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Deli Serdang adalah 2.394,62 Km 2 atau 2.394,462 Ha, dengan jumlah penduduk 1.463.031jiwa
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Kabupaten Deli Serdang yang dikenal sekarang ini merupakan dua pemerintahan yang berbentuk Kerajaan (Kesultanan) yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang berpusat di Perbaungan (± 38 km dari Kota Medan menuju Kota Tebing Tinggi).
Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar NST (Negara Sumatra Timur) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk Negara Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk Permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur menentang Kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.
Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan NRI, sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur (NST) tdak bersedia.
Akhirnya Pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain Undang-Undang Dasar Sementara Kesatuan yang berasal dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
Atas dasar tersebut terbentuklah Kabupaten Deli Serdang seperti tercatat dalam sejarah bahwa Sumatera Timur dibagi atas lima Afdeling, salah satu diantaranya Deli en Serdang, Afdeling ini dipimpin seorang Asisten Residen beribukota Medan serta terbagi atas 4 (empat) Onderafdeling yaitu Beneden Deli beribukota Medan, Bovan Deli beribukota Pancur Batu, Serdang beribukota Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribukota Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh Kontrolir.
Selanjutnya dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Timur tanggal 19 April 1946, Keresidenan Sumatera Timur dibagi menjadi 6 (enam). Kabupaten ini terdiri atas 6 (enam) Kewedanaan yaitu Deli Hulu, Deli Hilir, Serdang Hulu, Serdang Hilir, Bedagei / Kota Tebing Tinggi pada waktu itu ibukota berkedudukan di Perbaungan. Kemudian dengan Besluit Wali Negara tanggal 21 Desember 1949 wilayah tersebut adalah Deli Serdang dengan ibukota Medan meliputi Lubuk Pakam, Deli Hilir, Deli Hulu, Serdang, Padang dan Bedagei.
Pada tanggal 14 November 1956. Kabupaten Deli dan Serdang ditetapkan menjadi Daerah Otonom dan namanya berubah menjadi Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 yaitu Undang-Undang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah dengan Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956. Untuk merealisasikannya dibentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan Pertimbangan Daerah (DPD).
Tahun demi tahun berlalu setelah melalui berbagai usaha penelitian dan seminar-seminar oleh para pakar sejarah dan pejabat Pemerintah Daerah Tingkat II Deli Serdang pada waktu itu (sekarang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang), akhirnya disepakati dan ditetapkanlah bahwa Hari Jadi Kabupaten Deli Serdang adalah tanggal 1 Juli 1946.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984, ibukota Kabupaten Deli Serdang dipindahkan dari Kota Medan ke Lubuk Pakam dengan lokasi perkantoran di Tanjung Garbus yang diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara tanggal 23 Desember 1986. Demikian pula pergantian pimpinan di daerah inipun telah terjadi beberapa kali.
Dulu daerah ini mengelilingi tiga “daerah kota madya” yaitu kota Medan yang menjadi ibukota Provinsi Sumatera Utara, kota Binjai dan kota Tebing Tinggi disamping berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu Langkat, Karo, dan Simalungun, dengan total luas daerah 6.400 km² terdiri dari 33 Kecamatan dan 902 Kampung.
Daerah ini, sejak terbentuk sebagai kabupaten sampai dengan tahun tujuh puluhan mengalami beberapa kali perubahan luas wilayahnya, karena kota Medan, Tebing Tinggi dan Binjai yang berada di daerah perbatasan pada beberapa waktu yang lalu meminta/mengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 4.397,94 km².
Diawal pemerintahannya Kota Medan menjadi pusat pemerintahannya, karena memang dalam sejarahnya sebagian besar wilayah kota Medan adalah “tanah Deli” yang merupakan daerah Kabupaten Deli Serdang. Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah keLubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 30 km dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang.
Tahun 2004 Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah dengan lahirnya Kabupaten baru Serdang Bedagai sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2003, sehingga berbagai potensi daerah yang dimiliki ikut berpengaruh.
Dengan terjadinya pemekaran daerah, maka luas wilayahnya sekarang menjadi 2.394,62 km² terdiri dari 22 kecamatan dan 403 desa/kelurahan, yang terhampar mencapai 3,34% dari luas Sumatera Utara.


DATA LINGKUNGAN KABUPATEN DELI SERDANG
A. TANAH
Geografis
Secara geografis Kabupaten Deli Serdang terletak pada  Wilayah Pengembangan Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara. Daerah ini memiliki karakteristik topografi dengan bentangan alam yang cukup bervariasi,mulai dari daratan pantai dan laut lepas,daratan rendah,bergelombang,berbukit hingga bergunung terjal. Secara ekonomi Kabupaten Deli Serdang terletak pada posisi yang sangat strategis karena:
o           Dekat dengan Selat Malaka
o     Mengelilingi Kota Medan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara dan pintu utama Perdagangan Internasional.
o           Adanya kerjasama segitiga pertumbuhan antara Indonesia-Malaysia-Thailand ( IMT-GT )

Topografi

Secara umum topografi Kabupaten Deli Serdang terbagi menjadi 3 ( tiga ):
Daratan pantai :  ± 63.002 Ha ( 26.30 % ) terdiri dari 4 kecamatan ( Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan,dan Pantai Labu ). Jumlah Desa sebanyak 64 Desa/Kelurahan  dengan panjang pantai 65 km.
o    Potensi Utama adalah: Pertanian Pangan,Perkebunan Rakyat,Perkebunan Besar, Perikanan Laut, Pertambakan, Peternakan Unggas dan Pariwisata.
o    Dataran Rendah:  ± 68.965 Ha ( 28.80 % ) terdiri dari 11 kecamatan ( Sunggal, Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau,dan Galang ) dengan jumlah  desa sebanyak 197 desa/kelurahan.
o          Potensi Utama adalah: Pertanian Pangan,Perkebunan Besar,Perkebunan Rakyat, Peternakan, Industri, Perdagangan dan Perikanan Darat.
o      Dataran Tinggi/Pegunungan: ± 111.970 Ha ( 44.90% ) terdiri dari 7 kecamatan ( Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru, STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah, Bangun Purba ) dengan jumlah desa sebanyak 133 desa.
o           Potensi Utama adalah: Pertanian Rakyat, Perkebunan dan Peternakan

Ketinggian Kabupaten / Kota dari Permukaan Laut di Sumatera Utara. 
1  Kota Medan  2,5 – 37,5 m di atas permukaan laut
2  Kota Binjai  28 m di atas permukaan laut
3  Kota Tebing Tinggi  26 – 34 m di atas permukaan laut          
4  Kota Pematang Siantar  400 m di atas permukaan laut
5  Kota Tanjung Balai  0 – 3 m di atas permukaan laut
6  Kota Sibolga  0 – 50 m di atas permukaan laut
7  Kota Padang Sidempuan  260 – 1.100 m di atas permukaan laut
8  Kabupaten Langkat  0 – 1.200 m di atas permukaan laut
9  Kabupaten Deli Serdang  0 – 500 m di atas permukaan laut
10  Kabupaten Karo  140 – 1.400 m di atas permukaan laut
11  Kabupaten Dairi  700 – 1.250 m di atas permukaan laut
12  Kabupaten Simalungun  0 – 369 m di atas permukaan laut
13  Kabupaten Asahan  0 – 1.000 m di atas permukaan laut
14  Kabupaten Labuhan Batu  0 – 2.151 m di atas permukaan laut
15  Kabupaten Toba Samosir  300 – 2.200 m di atas permukaan laut
16  Kabupaten Tapanuli Utara  300 – 1.500 m di atas permukaan laut
17  Kabupaten Tapanuli Tengah  0 – 1.266 m di atas permukaan laut
18  Kabupaten Tapanuli Selatan  0 – 1.915 m di atas permukaan laut
19  Kabupaten Mandailing Natal  0 – 500 m di atas permukaan laut
20  Kabupaten Nias  0 – 800 m di atas permukaan laut
21  Kabupaten Serdang Bedagai      0 – 500 m di atas permukaan laut
22  Kabupaten Samosir      300 – 2.200 m di atas permukaan laut
23  Kabupaten Pakpak Bharat      700 – 1.500 m di atas permukaan laut
24  Kabupaten Humbanghasundutan  330 – 2.075 m di atas permukaan laut
25  Kabupaten Nias Selatan  0 – 800 m di atas permukaan laut

Dan berikut data dari jumlah gempa bumi yang terjadi di Propinsi Sumatera Utara dan sekitarnya, tarmasuk Kabupaten Deli Serdang
Bulan/Month
2006
2007
2008
2009
2010

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)








Januari/January
217
180
6
7
3

Februari/February
280
97
2
7
3

Maret/March
195
80
9
9
5

April/April
139
131
21
5
6

M e i/M a y
263
45
95
2
2

J u n i/J u n e
231
7
67
5
16

J u l i/J u l y
79
32
18
4
25

Agustus/August
136
59
12
8
15

September/September
183
40
23
5
12

Oktober/October
209
5
14
5
7

November/November
121
3
10
7
6

Desember/December
136
3
6
8
22

Jumlah/Total
2 189
682
283
72
122

Sumber/Source  : Badan Meteorologi, Klimatologi  dan Geofisika Wilayah Balai Besar Wil I Medan/Meteorological, Climatological, and Geophysical Agency Regional I Medan


B. UDARA

Iklim


Kabupaten Deli Serdang mempunyai  2 ( dua ) musim yaitu: musim hujan dan musim panas ( kering ).
Perkiraan suhu untuk Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat dari data suhu udara di stasiun Sampali Medan sebagai berikut

Tahun/Bulan
Year/Month
Waktu/
Time
Maksimum/
Maximum
Minimum/
Minimum

07.00
13.00
18.00
Rata-rataAverage
Rata-rata
Average
AbsolutAbsolute
Rata-rata
Average
Absolut
Absolute

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)









  Januari/January
24,4
30,3
27,8
26,8
31,1
32,0
23,8
23,0
  Februari/February
25,3
31,8
29,0
27,8
32,7
33,8
24,6
23,0
  Maret/March
25,3
32,3
29,5
28,1
33,2
35,4
24,6
22,2
  April/April
26,0
32,5
29,7
28,6
33,6
35,4
25,0
22,0
  M e i/M a y
29,8
33,3
29,9
29,0
34,2
35,4
25,5
24,2
  J u n i/J u n e
25,3
31,7
28,7
27,8
32,6
34,0
24,7
22,2
  J u l i/J u l y
24,9
31,1
28,3
27,3
32,1
33,6
24,4
23,0
  Agustus/August
24,9
31,8
28,1
27,4
32,4
35,0
24,2
22,6
 September/September
25,0
30,8
28,0
27,2
31,8
33,8
24,2
22,2
  Oktober/October
25,2
31,7
28,0
27,5
32,5
34,4
24,2
22,6
  November/November
24,6
30,3
27,1
26,7
31,0
33,4
23,9
22,8
  Desember/December
24,3
29,5
27,1
26,3
30,3
31,6
23,7
22,0
2010
25,4
31,4
28,4
27,5
32,3
33,9
24,4
22,6
2009
24,8
30,8
27,9
27,1
31,7
33,3
24,0
22,5
2008
22,3
24,5
53,3
27,9
32,6
31,3
33,0
23,9
2007
24,7
31,2
27,9
26,9
31,5
33,5
24,0
22,2
Sumber/Source  : Stasiun Klimatologi Sampali Medan/Sampali Climatology Station, Medan

Data Relatif Rata-rata Kelembaban Udara, Curah Hujan,Penyinaran Matahari, Kecepatan Angin dan Penguapan menurut Stasiun


Stasiun/Station

Kelembaban Udara/Air
Humidity
(%)
Curah Hujan

Rainfall

(mm)
Penyinaran Matahari

Sunshine

(%)
Kecepatan Angin/ Wind
Velocity
(m/sec)
Penguapan/
Evaporation
(mm/hari)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)






1. Sampali
83
16 050
52
1,81
3,8
 2. Polonia
79
1 946
46
2,80
4,6
 3. Belawan
81
1 681
58
1,70
4,1
 4. Tanjung Morawa
-
-
-
-
-
 5. Kuta Gadung
-
-
-
-
-
 6. Marihat RS
85
2 663
56
0,02
3,2
 7. Pinang Sori
84
3 322
58
3,20
4,7
8. Gurgur Balige
-
-
-
-
-
9. Gabe Hutaraja
85
952
49
0,70
2,4
10. Binaka Gn.Sitoli
91
2 708
49
2,90
3,4
11. Sidamanik
79
1 490
61
1,18
 NR
12. Sitinjo
-
-
-
-
-
13. Gunung Pamela
-
-
-
-
-
14. Aek Torop
-
-
-
-
-
15. Tongkoh
-
-
-
-
-
Sumber/Source   : Stasiun Klimatologi Sampali Medan/Sampali Climatology Station, Medan
Keterangan/Note : -) Data Tidak Tersedia/Data Not Available


C. AIR

Data Curah Hujan

Data citra satelit daerah Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 12 Januari 2010. Data ini digunakan untuk melihat secara spasial pertumbuhan awan di daerah provinsi Sumatera Utara.


PadaGambar atas, daerah yang ditandai dengan garis lingkaran merah merupakan wilayah Propinsi Sumatera Utara.
Berikut data curah hujan dari Stasiun Sampali Medan, untuk daerah Medan dan Sekitarnya

Tahun/Bulan
Year/Month
Stasiun/ Station

Sampali
P o l o n i a

Curah HujanRainfall
(mm)
Hari HujanRainy Days
(Hari/Days)
Curah HujanRainfall
(mm)
Hari Hujan
Rainy Days
(Hari/Days)

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)







Januari/January
131
13
166
19

Februari/February
66
4
30
10

Maret/March
27
8
143
16

April/April
47
8
65
8

M e i/M a y
68
8
129
16

J u n i/J u n e
197
17
156
18

J u l i/J u l y
129
17
220
23

Agustus/August
181
19
382
23

September/September
148
21
89
24

Oktober/October
144
19
161
19

November/November
248
19
246
27

Desember/December
219
20
159
24

2010
1 605
173
1 946
227

2009
2 184
208
2 804
240

2008
2 213
195
2 442
233

2007
2 732
186
2 513
224

Sumber/Source :  Stasiun Klimatologi Sampali Medan/Sampali Climatology Station, Medan

Irigasi dan Pengairan

Situasi sebelum Inisiatif Dua sungai besar di Deli Serdang yaitu Sungai Ular dan Sungai Kuala Namu mempunyai masalah utama pada tingginya tingkat sedimentasi yang telah menyebabkan pendangkalan dan penyempitan sungai serta tertutupnya intake ke saluran irigasi. Tingkat sedimentasi yang selalu meningkat setiap tahunnya dan kurangnya dana untuk pengelolaan saluran irigasi telah menyebabkan saluran irigasi ke persawahan penduduk semakin terganggu, terutama karena tidak tercukupinya kebutuhan air bagi + 5.920 ha areal persawahan pada musim kemarau. Sering terjadinya banjir di musim hujan yang disebabkan oleh tidak mampunya sungai untuk menampung air dalam jumlah yang besar.

Inisiatif Masalah kerawanan banjir dan proses sedimentasi sungai telah mendorong inisiatif Pemda untuk melakukan pengelolaan saluran irigasi secara serius bersama masyarakat dan pihak swasta FD-UKM (Forum Daerah-Usaha Kecil dan Menengah) pada awal tahun 2002. Perlunya dilakukan terobosan pemecahan masalah dengan strategi pembiayaan yang minimal namun memberikan efek eksteralitas yang luas. Pemecahan masalah harus dilakukan dengan semangat penanaman rasa memiliki ( sense of belonging ) dari setiap pelaku, sehingga dapat membantu proses internalisasi dan sustainabilitas
Strategi yang Dipakai dan Tindakan Karena program pegelolaan saluran irigasi tidak menggunakan dana dari APBD, maka kerjasama dengan pihak FD - UKM dilakukan dengan penunjukan secara langsung. Semua biaya untuk pengerjaan pengerukan sedimen di intake maupun pengerjaan pelurusan sungai berasal dari pihak FD-UKM, dan pengerjaan pengerukan sedimen di intake menggunakan tenaga masyarakat. Pada awal pelaksanaan kegiatan pengelolaan saluran irigasi, Pemda Deli Serdang telah melakukan hal-hal yang penting seperti survey lapangan melalui: mengajak masyarakat (petani dan pekerja perkebunan) untuk terlibat dalam pengerukan sedimen di lokasi irigasi primer; pemetaan jaringan, perencanaan pelurusan sungai dan pengerukan sedimen.
Tindakan yang Diambil Kegiatan pengelolaan saluran irigasi yang dilakukan: Pelurusan Sungai Kuala Namu sepanjang + 4.870 m, pada tanggal 07 Oktober s.d 28 Februari 2003 yang meliputi kegiatan: Pendalaman: pengerukan sedimen; dan Pelebaran: pengerukan sedimen di bahu sungai dan penggalian tanah di bahu sungai. Jumlah total tanah dari hasil pelurusan sungai adalah sebanyak + 96.000 m3. Pengerukan sedimen di saluran irigasi primer dan intake yang ada di dua belas 12 desa di kecamatan Perbaungan sepanjang 2.800 m dengan jumlah total tanah dari hasil pengerukan sedimen adalah sebanyak + 38.000 m3 .
Hasil yang Dicapai dan Pelajaran yang Diperoleh Pengelolaan saluran irigasi yang dilakukan melalui kegiatan pengerukan sedimen telah berhasil memberikan dampak pada pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan pendapatan masyarakat melalui usaha pembuatan batu bata. Keberhasilan dalam pengelolaan saluran irigasi juga telah menimbulkan ketertarikan bagi perusahaan-perusahaan swasta untuk terlibat. UKM: adanya pemasukan pendapatan dari hasil penjualan sedimen sebagai bahan utama pengurukan (sebesar Rp. 100.000/truk); Masyarakat setempat: adanya pemanfaatan sedimen sebagai bahan pembuatan batu bata; Pemda: pemasukan pendapatan dari pajak pengambilan bahan galian golongan C yang dikenakan kepada UKM dalam pengangkutan sedimen; Pengelola perkebunan dan pengelola irigasi: pemanfaatan sedimen untuk tanah perkebunan, dan lancarnya pengairan irigasi primer/sekunder untuk mendukung usaha pertanian dan perkebunan.

D. LAIN-LAIN

Sumber Daya Alam

Sumber daya alam yang dimiliki oleh  Kabupaten Deli Serdang antara lain Sumber  Daya kelautan, pertanian, perkebunan, air permukaan ( sungai ), hutan, pertambangan dan pariwisata.Di Kabupaten Deli Serdang terdapat  5 ( lima ) sungai besar, yaitu Sungai Belawan, Deli, Belumai, Percut  dan Ular  dengan luas DAS  378.841 HA, yang kesemuanya bermuara ke Selat Malaka dengan hulunya berada di Kabupaten Simalungun, dan Karo. Pada umumnya air sungai  ini  dimanfaatkan untuk mengairi  areal  persawahan sebagai upaya peningkatan produksi pertanian.


Potensi Pertanian

Sektor pertanian yang meliputi sub sektor pertanian tanaman pangan dan holtikultura, perkebunan, peternakan dan kehewanan, perikanan dan kelautan serta kehutanan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perkonomian daerah Kabupaten Deli Serdang.


Potensi Tanaman Pangan dan Holtikultura

Di sub sektor pertanian tanaman pangan dan holtikutura, daerah Kabupaten Deli Serdang hingga saat ini merupakan salah satu lumbung beras dan kontribusi yang tidak sedikit bagi Provinsi Sumatera Utara. Produk kelompok tanaman bahan makanan misalnya produksi beras pada tahun 2003 sebanyak 472.837 ton sementara kebutuhan beras sebanyak 325.885 ton, sehingga terjadi surplus sebanyak 146.952 ton.

Berbagai komoditi terkenal dan menjadi unggulan sebagai penunjang pembangunan pertanian, juga tumbuh dan dikembangkan di daerah ini seperti pisang barangan di kecamatan Biru-biru, STM Hilir  dan Namorambe, Belimbing, Jambu kelutuk atau jambu biji di Kecamatan Pancur Batu, Durian di Kecamatan Sibolangit, Biru-biru, Namorambe, STM Hilir, jeruk di Kecamatan Gunung Meriah.- Peluang Investasi:
o           Pengadaan alat dan mesin pertanian- Pengadaan Dryer/Pengering hasil panen
o           Penggilingan padi dan pengepakan- On-Farm ( Teknologi bercocok tanam )- Post Harvesting ( Teknologi pasca panen )
o           Industri minyak kacang kedele-Pengembangan/ekstensitikasi tanaman pangan dan holtikultura
o           Pemasaran hasil tanaman pangan dan  holtikultura 

Potensi Peternakan

Ada beberapa jenis ternak yang dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang seperti: ternak besar meliputi sapi perah, sapi pedaging dan kerbau, sedangkan ternak kecil meliputi kambing, biri-biri dan babi. Selain itu ternak ayam juga di kembangkan seperti ayam ras,ayam buras, ayam petelur dan bebek.
Ternak besar dapat dikembangkan di Kecamatan Percut Sei Tuan,Batang Kuis, Pantai Labu, Labuhan Deli, Hamparan Perak, Sunggal, Pancur Batu, Kutalimbaru dan Beringin. Babi dapat dikembangkan di Kecamatan STM Hilir dan Sibiru-biru. Sedangkan kambing dapat dikembangkan hampir di semua kecamatan. Peternakan ayam telah berkembang di beberapa kecamatan seperti STM Hilir, Sunggal, Pancur Batu dan lain-lain.
Potensi Perkebunan
Di Kabupaten Deli Serdang terdapat Perkebunan Pemerintah asing seperti PT. LONSUM dan juga perkebunan swasta lokal yaang memproduksi karet, sawit, minyak kelapa, coklat dan tembakau.Perkebunan swasta asing adalah 7.381 Ha dengan produksi 96.615,8 ton, perkebunan swasta nasional 3.016,8 Ha dengan produksi 76.876 ton.Sedangkan perkebunan negara ( PTPN/BUMN ) seluas 32.472,3 Ha dengan produksi 312.773,31 ton dan perkebunan rakyat seluas 30.862,91 Ha dengan produksi 171.934,23 ton.
Peluang investasi:
-  Pengembangan bibit tanaman perkebunan
-  Pengadaan alat dan mesin pengolahan lahan perkebunan
-  Pembangunan pabrik pengolahan minyak sawit
-  Pembangunan pabrik pengolahan minyak kelapa
-  Pembangunan pabrik pengolahan karet/lateks

Potensi Perikanan & Kelautan

Kabupaten Deli Serdang memiliki potensi perikanan yang cukup besar mengingat wilayahnya  sebagian merupakan kawasan pantai dengan panjang pantai 65 km yang dapat dikembangkan untuk berbagai komoditi perikanan laut, pertambakan, budidaya laut dan budidaya air tawar.


Potensi Perindustrian 

Sektor industri yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang adalah agroindustri, dimana jenis industri yang diolah yaitu hasil-hasil pertanian menjadi barang  jadi seperti tapioka, karet, minyak sawit, kayu, ubi kayu, kopi, kakao, ikan laut, makanan ternak dan lain-lain.
Berbagai industri skala sedang , menengah dan kecil yang berkembang dan menjadi andalan di Kabupaten  Deli Serdang  antara lain keramik, gelas, obat nyamuk,dan mie instan di Tanjung Morawa dan beberapa daerah lainnya,industri batu bata yang tersebar di beberapa kecamatan seperti Lubuk Pakam, Pagar Merbau, Beringin, Pantai Labu dan Tanjung Morawa. Industri pembuatan kacamata, jam, mebel kayu dan rotan di  Tanjung Morawa dan Deli Tua, industri kompor, battere, paving blok di Sunggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar